Jumat, 23 November 2012

Masalah Sosial : KEMISKINAN

Kemiskinan, kita semua sudah sering mendengar kemiskinan yang melanda negara kita ini yaitu Indonesia.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
 
Kemiskinan sangat berpengaruh terhadap lingkungan hidup yang akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri. Penduduk miskin yang terdesak akan mencari lahan-lahan kritis atau lahan-lahan konservasi sebagai tempat pemukiman. Lahan-lahan yang seharusnya berfungsi sebagai kawasan penyangga atau mempunyai fungsi konservasi tersebut akan kehilangan fungsi lingkungannya setelah dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman. Akibat berikutnya, maka akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan lingkungan.

Kedua, lapangan pekerjaan, penduduk miskin tanpa mata pencaharian akan memanfaatkan lingkungan sekitar, sebagai usaha dalam memenuhi kebutuhannya tanpa mempertimbangkan kaidah-kaidah ekologis yang berlaku. Karena desakan ekonomi, banyak penduduk yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memasuki kawasan-kawasan yang sebenarnya dilindungi, apabila tidak dicegah dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama menyebabkan kawasan lindung akan berkurang bahkan hilang sama sekali, yang berdampak pada hilangnya fungsi lingkungan (sebagai pemberi jasa lingkungan).
Kemiskinan saat ini memang merupakan suatu kendala dalam masyarakat ataupun dalam rung lingkup yang lebih luas. Kemiskinan menjadi masalah sosial karena ketika kemiskinan mulai merabah atau bertambah banyak maka angka kriminalitas yang ada akan meningkat. Pusaran arus besar pemikiran sekitar kita saat ini menerjemahkan kemiskinan sebagai pangkal penyebab masalah sosial dan ekonomi. Bersumber konstruksi ini, penanganan pengurangan orang miskin berpotensi bersilang jalan. Pada satu kutub kemiskinan diatasi lewat pemberdayaan –mengasumsikan potensi inheren orang miskin. Kemiskinan menjadi masalah sosial ketika stratifikasi dalm masyarakat sudah menciptakan tingkatan atau garis-garis pembatas. sehingga adanya kejanggalan dalam interaksi antara orang yang berada di tingkatan yang dibwah dan di atasnya.

Penyebab kemiskinan 

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
  • penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
  • penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
  • penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
  • penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
  • penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial
 Solusi dari masalah kemiskinan yaitu:
 Beberapa upaya pemerintah yang sudah dilakukan yaitu:
1. Menambah peluang lapangan kerja 
2. Meningkatkan pelayanan masyarakat terhadap masyarakat miskin

Dan upaya yang lainnya adalah:
 
1. Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia
2 Menghapus korupsi dan menggalakan program zakat
Jika tidak dari kesadaran masyarakat yang harus menganyam pendidikan yang lebih tinggi maka angka kemiskinan akan berkurang dan diperluasnya lapangan kerja untuk masyarakat sehingga tidak adanya pengangguran dan mengakibatkan krisis ekonomi kepada masyarakat, maka  atur strategi pemerintah juga harus mengatur strategi yang baik untuk mengatasi hal ini sehingga negara Indonesia bebas dari kemiskinan. 
Dan akan tercapai menjadi negara maju, dan terlihat indah seperti gambar kota jakarta yang di bawah ini :)

»»  READMORE...

Jumat, 02 November 2012

Masalah Kependudukan di Indonesia


Masalah kependudukan
semua pasti masyarakat sudah tidak asing lai jika mendengar negaranya selalu ada saja perihal mengenai masalah kependudukan bahkan di Indonesia. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan masalah kependudukan, dan kali ini saya akan mengulas sedikit artikel dari salah satu nara sumber.
1.    Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a.    Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1)     Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2)     Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1)     Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
2)    Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
b.    Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
a.    Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
kemampuan peningkatan produksi.
b.    Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
c.    Persebaran Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena
kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.

2.     Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
a.    Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
1)Angka Kematian
2)Angka Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi  dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
b.    Tingkat Pendidikan yang Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan  berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang  signifikan  terhadap kesejahteraan penduduk.
c.    Tingkat Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?

B.    DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN
Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah  sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu?  Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance)  perusahaan asing.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia. Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita  yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
1.    Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan?
2.    Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah.  Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.

Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa masalah kependudukan sampai kapanpun tidak akan dapat dihilangkan melainkan diminimalkan dengan upaya-upaya dari pemerintah nya itu sendiri dan kesadaran masyarakat akan hal ini. Pemerintah sudah melakukan upaya yang semaksimal mungkin diantaranya dengan cara membuat program KB, program transmigrasi, pembangunan lebih intensif di kota-kota terpencil dan masih banyak lagi upaya yang lainnya. Namun upaya yang telah dilakukan pemerintah belum cukup dengan apa yang diterima, karena upaya apapun yang dilakukan pemerintah jika tidak adanya kerja sama dan kesadaran masyarakat itu sendiri tidak akan dapat mengatasi masalah kependudukan ini.

Source by: http://guruipsgempol1.wordpress.com/2012/04/13/permasalahan-kependudukan-dan-dampaknya-terhadap-pembangunan/

»»  READMORE...

Kamis, 18 Oktober 2012

Yang Pertama Bulan November Yang Akan Menjadi Sukses


Yang Pertama Bulan November Yang Akan Menjadi Sukses, itulah arti dari nama yang diberikan oleh kedua orangtuaku. Namaku Anggi  Noyita Syafrida, umurku sekarang belum genap 18 tahun. Waktu itu aku pernah bertanya kepada orang tuaku apa arti dari namaku. Ibuku menjawab “ Anggi adalah seorang wanita sukses dan dia juga anak pertama yang sama sepertiku, noyita karena tadinya namaku novita kemudian terjadi kesalahan pada penulisan akta kelahiran namaku menjadi noyita dan nama itu diambil karena aku lahir dibulan November kemudian syafrida, dulu ketika hamil diriku ibuku sedang membaca majalah dan beliau melihat sebuah artikel yang berjudul seorang perempuan sukses diusia muda yaitu bernama syafrida” ibuku menjelaskan secara mendetail arti namaku dan akupun berpikir sebagus itu namaku dan terimakasih telah memberikan nama yang indah untukku. Dari kecil aku di didik memang cukup dengan ajaran yang keras memang, namun aku tau kekerasan yang diajarkan untukku itu demi kebaikan diriku sendiri. Aku sudah menginjak bangku sekolah sejak umur 3 tahun, memang umur 3 tahun itu bisa dibilang sangat cepat untuk menganyam bangku sekolah tetapi ibuku pernah bercerita padaku dulu aku sangat ingin sekolah, membaca, menulis  dan memiliki banyak teman. Akhirna ibuku memutuskan untuk aku masuk playgroup dan dari situlah aku mendapatkan nilai nilai ajaran dan hal yang baru dari lingkungan sekolah. Setelah aku playgroup aku melanjutkan ke taman kanak-kanak dunia baru, lingkungan baru dan hal yang baru. Guruku sangat ramah bahkan sampai sekarang aku masih berkomunikasi dengan guru TK ku. Dulu, aku dikenal sebagai anak perempuan yang tomboy, bandel, susah diatur dan kejelekan lainnya. Anggi, adalah anak perempuan yang sangat tidak penurut dan ingin semua permintaannya harus dituruti. Aku sempat berpikir betapa egoisnya diriku yang seperti itu, namun itu adalah sifat buruk yang sudah ada didalam diriku. Orang tuaku sangat pandai mengeluarkan berbagai cara dimana keegoisanku tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik untuk diriku. Seperti contoh, dulu pernah aku menginginkan sepeda ketika aku memasuki sekolah dasar kemudian ibuku memberikan solusi yang sangat membuat kesal untuk aku yang sedang berumur lima setengah tahun. Ibuku berkata “jika kamu menginginkan sebuah sepeda, maka kamu harus mendapatkan peringkat tertinggi dikelas.” Seperti yang dilakukan seorang anak kecil pasti dia akan melakukan segala cara supaya keinginnannya tercapai bukan? Begitu juga aku, aku menerima tawaran ibuku untuk mendapat peringkat tertinggi. Alhasil dengan tekat ku yang bulat dan rasa keinginnanku yang tinggi aku belajar sungguh-sungguh demi mendapatkan sebuah sepeda. Ketika pemberian rapot menjelang aku yang tidak tau apa apa dengan nilai-nilai yang tertera disebuah buku yang dinamakan rapor tersebut, guruku berkata kepada ibuku dan juga aku bahwa aku mendapatkan peringkat pertama dikelas dan aku yang sejak itu sedang dipangku ibuku sambil memainkan mobil-mobilan ku pun hanya santai saja melihat ekspresi wajah ibuku yang senang mendengar berita tersebut. Esok harinya ketika ayahku pulang bekerja, beliau membawa sebuah sepeda baru dan akupun langsung menghampiri ayahku sambil bergembira ria karena ayahku membawa apa keinginanku tersebut. Ayahku memeluk diriku dan dia berkata “ anakku yang cantik kamu hebat mendapatkan peringkat tertinggi disekolah, ayah bangga padamu sayang. Ini sepeda indah untuk anakku yang hebat.”  Mengenang masa ini aku terkadang bangga pada diriku karena ketika aku ingin menginginkan sesuatu aku selalu diajarkan oleh orang tuaku bahwa segala sesuatu yang kamu inginkan harus dilakukan dengan kerja keras. Dan hingga sekarang aku sudah beranjak dewasa aku selalu deajarkan bahwa tidak ada suatu keinginan yang dicapai akan terasa mudah didapat kalau tidak didahului dengan kerja keras. Begitu juga menjadi orang sukses, harus melakukan kerja keras agar mendapatkan hasil yang setimpal. Dan nama Anggi Noyita Syafrida dimasa mendatang akan menjadi perempuan kebanggaan orang tua yang sukses dalam segala bidang. Amin.
                                                                                                                                 


»»  READMORE...

Selasa, 09 Oktober 2012

Hello World

I'm Anggi Noyita Syafrida who study in Gunadarma University with Information Engineering as my departement.
»»  READMORE...